Pengadilan Kasus Pemerkosaan di India Diragukan

NEW DELHI - Pengadilan kasus pemerkosaan mahasiswi di India, sudah dimulai Jumat (25/1/2013). Tetapi pengadilan itu berlangsung tertutup yang memicu keraguan kredibilitas dari proses pengadilan tersebut.
Publik India terus mendesak agar keenam pelaku pemerkosaan tersebut dihukum gantung di muka publik. Mereka menginginkan hukuman gantung itu segera dilaksanakan, karena menilai pengadilan di India tidak akan memberikan keadilan bagi korban pemerkosaan.

Tindakan pemerkosaan yang terjadi di sebuah bus Desember tersebut, menyebabkan korban yang berusia 23 tahun dirawat sebelum akhirnya meninggal. Meski di rawat di Singapura, mahasiswi itu tidak berjuang demi nyawanya karena luka yang diderita sudah terlalu parah.

Detail mengenai tindakan pemerkosaan itu dikabarkan amat mengerikan. Melalui laporan polisi, tindakan pemerkosaan itu berlangsung selama 45 menit. Ada enam pelaku saat pemerkosaan terjadi, salah satunya diketahui masih di bawah umur.

Selain menyakitinya secara seksual, para pelaku juga melakukan penyiksaan terhadap dirinya dan kekasihnya yang saat itu turut dihajar oleh pelaku. Usai pemerkosaan, korban bahkan hampir dilindas oleh bus yang dikendarai oleh pelaku. Beruntung, kekasih dari korban berhasil menyelamatkannya.

Detail mengerikan ini yang membuat rakyat India marah besar dengan para pelaku pemerkosaan. Mereka pun turun ke jalan menuntut agar para pelaku dihukum berat.

Tetapi pada kenyataannya, pada saat pengadilan pertama mereka tidak bisa melihat jalannya persidangan karena dilakukan tertutup. Warga yang berada di luar ruang pengadilan dipenuhi emosi dan menuntut dilakukan percepatan pengadilan, serta mengeksekusi kelima orang dewasa yang diadili atas kasus ini.

"Mereka seharusnya diserahkan ke publik dan dihukum gantung," ujar warga bernama Prakash, seperti dikutip Associated Press, Minggu (27/1/2013).

Sementara pengacara dari kelima tersangka itu mendesak pihak Mahkamah Agung India untuk memindahkan pengadilan ke luar New Delhi. Menurut mereka, situasi yang terjadi di Delhi dianggap tidak kondusif untuk menyelenggarakan pengadilan ini karena emosi warga terlalu tinggi.
(faj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar